Jumat, 12 November 2010

Contoh Makalah Ceput Succedanum

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah yang berjudul “Caput Succedaneum
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka Makalah ini tidak dapat terwujud, untuk itu dengan segala kerendahan hati perkenankan saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan – rekan yang telah banyak menghabiskan waktu pemikiran dan perhatian dalam membimbing serta mengarahkan saya menyelesaikan Makalah ini.
Akhirnya, semoga bimbingan dan bantuannya dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT. Semoga Makalah yang masih jauh dari kesempurnaan ini juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu kebidanan.















BAB I
PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang

Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat.

Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat sesudah persalinan bahkan persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan juga pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup.
Jejas lahir merupakan istilah untuk menunjukan trauma mekanik yang dapat di hindari atau tidak dapat di hindari,serta trauma anoksia yang di alami bayi selama kelahiran dan persalinan.Beberapa macam jejas persalinan seperti Caput suksadeneum,sefal hematoma,trauma pleksus brakialis,fraktur klavikula dan fraktur humerus. Disini akan di bahas tentang caput suksadeneum.





1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi penderita caput

1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Melakukan pengkajian data.
1.3.2.2 Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
1.3.2.3 Mengidentifikasi masalah potensial.
1.3.2.4 Mengidentifikasi kebutuhan segera.
1.3.2.5 Merumuskan suatu rencana tindakan yang komprehensif.
1.3.2.6 Melakukan tindakan menurut rencana.
1.3.2.7 Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan.













BAB II
TINJAUAN TEORI





1. DEFINISI
Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak.Atau pembengkakan difus,kadang-kadang bersifat ekimotik atau edematosa,pada jaringan lunak kulit kepala,yang mengenai bagian kepala terbawah,yang terjadi pada kelahiran verteks.Karena tekanan ini vena tertutup,tekanan dalam capilair veneus meninggi hingga cairan masuk kedalam jaringan longgar di bawah lingkaran tekanan dan tempat yang terendah.Merupakan benjolan yang difus kepala,dan melampaui sutura garis tengah.
Pembengkakan pada caput succadeneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura.Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari.Pembengkakan dan perubahan warna yang anolog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan persentasi wajah.Dan tidak di perlukan pengobatan yang spesifik,tetapi bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubngan dengan adanya caput succadeneum dan semakin menjadi nyata setelah caput succadeneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda,kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan di perlukan transfuse darah.





2. FATOFISIOLOGI
1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak,yang dapat melampaui sutura garis tengah.

2. Adanya edema di kepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe di sertai pengeluaran cairan tubuh.Benjolan biasanya di temukan di daerah persentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura


3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejalanya yaitu:
1. Adanya edema dikepala
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak
4. Batas yang tidak jelas
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan


4. KOMPLIKASI
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succadeneum pada bayi baru lahir yaitu:
1. persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succadeneum karna terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama,menyebabkan pembuluh darah vena tertutup,tekanan dalam capilair venus meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar di bawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. persalinan dengan ekstraksi vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat,sering terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.proses persalinan yang panjang dan sulit,sering menyebabkan pengumpulan cairan di bawah kulit kepala bayi,sehingga kepala bayi terlihat bengkak/edema.
Caput succadeneum juga terjadi bila:
- Ketuban sudah pecah
- His cukup kuat,makin kuat his makin besar caput suksadeneum
- Anak hidup,tidak terjadi pada anak yang mati.
- Selalu terjadi pada bagian yang terendah dari kepala.

5. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaannya yaitu:
1. Bayi dengan caput succadeneum di beri ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun,maka dari itu perlu di perhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering di angkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal.
4. Mencegah terjadinya infeksi:
 Perawatan tali pusat
 Personal hygiene baik
5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang:
 Perawatan bayi sehari,bayi di rawat seperti perawatan bayi normal
 Keadaan trauma pada bayi,agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-3 hari.
6. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7. Awasi keadaan umum bayi.



BAB II
TINJAUAN KASUS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar