Kamis, 25 November 2010

Contoh Makalah Hemangioma

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Hemangioma merupakan tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel-sel endotelium pembuluh darah diikuti involusi terus menerus meyebabkan kelainan yang merupakan hasil dari anomali perkembangan pleksus vaskular. Hemangioma sering terjadi pada bayi yaitu 1,1% sampai 2,6% dan anak-anak yaitu 10% sampai 12%. Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria dengan rasio 3:1. Lesi hemangioma tidak ada pada saat kelahiran. Mereka bermanifestasi pada bulan pertama kehidupan, menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju bentuk lesi yang sempurna.3,4
Sampai saat ini etiologi hemangioma masih belum jelas, ada banyak hipotesis yang menyatakan tentang etiologi hemangioma. Namun proses angiogenesis memegang peranan penting. Sitokin, seperti basic fibroblast growth factor (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) telah terbukti berhubungan dengan proses angiogenesis. Peningkatan kadar faktor angiogenesis tersebut dan atau berkurangnya kadar angiogenesis inhibitor seperti gamma interferon (Ύ-IF), tumor necrosis factor-beta (TNF-β) dan transforming growth factor-beta (TGF-β) diduga menjadi penyebab terjadinya hemangioma.

I.2. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi penderita Hemangioma dan mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan penyakit Hemangioma

B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit Hemangioma
b. Mengetahui pengertian pada penyakit Hemangioma
c. Mengetahui Etiologi, gejala, tindakan yang tepat untuk mengatasi Hemangioma
d. Mengetahui evaluasi yang di harapkan

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Hemangioma adalah salah satu jenis kelainan pembuluh darah. Orang lebih mengenalnya sebagai tanda lahir, sebenarnya hemangioma adalah tumor pembuluh darah, tetapi tidak berbentuk benjolan. Hemangioma ini bisa dijumpai pada bayi baru lahir.

Hemangioma, sekitar 60 % berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25 % berada di tubuh, dan 15 % terdapat di lengan atau kaki. Hemangioma juga bisa muncul di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam tubuh, seperti hati, saluran pencernaan, dan otak.

Secara pasti, sampai saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan hemangioma ini. Akan tetapi, penyakit ini lebih cenderung menyerang:
1. Hemangioma lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
2. Lebih sering terjadi pada anak kembar.
3. Lebih sering dijumpai pada ras Kaukasia daripada ras Asia atau Afrika
Beberapa klasifikasi telah digunakan untuk mengelompokkan berbagai bentuk hemangioma, tetapi tidak seluruhnya dijelaskan secara rinci. Pada tahun 1982 Mulliken dan Glowacki memperkenalkan skema klasifikasi hemangioma berdasarkan pemeriksaan fisik, sifat klinik dan selular dari lesi. Mereka membagi tumor vasoformatif ke dalam dua kategori yaitu hemangioma dan malformasi vaskular.
Secara umum para ahli mengklasifikasikan hemangioma menjadi tiga jenis yaitu (1) hemangioma kapiler, yang terdiri atas hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus), granuloma piogenik, dan cherry-spot. (2) hemangioma kavernosum dan (3) hemangioma campuran. Malformasi vaskular lebih lanjut terbagi menjadi malformasi arterial, venous, kapilari, dan malformasi limfatik.
Neville dkk, mengklasifikasikan hemangioma menjadi hemangioma kapiler, hemangioma juvenile, hemangioma kavernosa dan hemangioma arterivenosa. Hemangioma kapiler merupakan yang paling sering ditemukan, karena warnanya disebut juga hemangioma stroberi. Hemangioma juvenile lebih sering ditemukan pada daerah parotis, hemangioma kavernosa umumnya diameternya lebih besar serta melibatkan struktur yang lebih dalam. Hemangioma arterivenosa merupakan suatu keadaan dimana terjadi hubungan yang abnormal antara arteri dan vena.
Sebuah klasifikasi sederhana yang dibuat oleh Watson dan McCarty berdasarkan 1308 jenis tumor pembuluh darah yaitu hemangioma kapiler, hemangioma kavernous, hemangioma hipertrophik/angioblastik, hemangioma recemose, hemangioma sistemik difus, hemangioma metastase (menyebar), nevus vinosus atau port-wine stain, dan telangiektasia hemoragik herediter. Lesi pada hampir seluruh kasus hemangioma muncul saat bayi baru lahir dan meningkat pada tahun pertama. Menurut laporan Watson dan McCarthy, 85% dari 1308 lesi telah terbentuk pada akhir tahun pertama usia bayi. Daerah yang paling sering terkena lesi adalah kepala dan leher yaitu sekitar 56% kasus, sementara sisanya dapat terjadi pada enam sampai tujuh permukaan kulit tubuh.
Gambaran klinis hemangioma bervariasi sesuai dengan jenisnya. Hemangioma kapiler (nevus strawberry) tampak sebagai bercak merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, yang dapat timbul pada berbagai tempat pada tubuh. Berbeda dengan hemangioma kapiler, lesi pada hemangioma kavernosum tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung kembali apabila dilepas.




2.2 Patofisiologi

Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan mengenai patofisiologi dari hemangioma, diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali dengan suatu proliferasi dari sel-sel endotelium yang belum teratur dan dengan perjalanan waktu menjadi teratur dengan membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus dengan lumen yang berisi sel-sel darah. Sifat
pertumbuhan endotelium tersebut jinak dan memiliki membran basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.4
Hipotesis dari Takahashi menyatakan bahwa dalam trimester terakhir dari kehamilan, di dalam fetus terbentuk endotelium immature bersama dengan pericyte yang juga immature yang memiliki kemampuan melakukan proliferasi terbatas dimulai pada usia 8 bulan sampai dengan 18 bulan pertama masa kehidupan setelah dilahirkan maka pada usia demikian terbentuk hemangioma.4
Selama aktivitas proliferasi endotelium terjadi influks sejumlah sel mast dan tissue inhibitors of metalloproteinase (TIMP atau inhibitor pertumbuhan jaringan). Proliferasi endotelium kembali normal setelah fase proliferasi berhenti atau involusi. Sebagian besar hemangioma akan mengalami involusi spontan pada usia 5-7 tahun atau sampai usia 10-12 tahun.4

2.3 Tanda dan Gejala
Tampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya terjadi secara cepat pada usia 6-12 bulan.
1. Pertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia 1-7 tahun dan tumor ini menciut pada usia 10-12 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 10-13 tahun.
2. Adanya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena berwarna merah seperti buah stroberi).
3. Pembuluh darah vena yang menyebar dari tumor juga bisa terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warna merahnya akan memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
4. Untuk hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan pada kulit tapi terkadang juga malah tidak tampak sama sekali. Lebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan.


2.4 Komplikasi
1. Perdarahan.
2. Pada tempat tertentu, dapat mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas, gangguan kencing.
3. Trombositopenia, D.I.C.

2.5 Penatalaksanaan

Untuk mendeteksi timbulnya hemangioma secara dini mungkin agak sulit. Akan tetapi, jika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda-tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau mencegah perkembangan hemangioma lebih lanjut.


Dari segi pengobatan, karena adanya persamaan-persamaan dalam tindakan, maka dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu :

Golongan I :
a ”Strawbery mark”
b. Hemangioma kavernosum
c. Hemangioma campuran

Golongan II
a. ”Salmon patch”
b. ”Port wine stain”

Golongan III
a.”Spider angioma” dengan ”central arteriole”
Pengobatan untuk Golongan I
1. Radiasi : radiasi dapat membuat involusi, tapi komplikasi-komplikasi radiasi jauh lebih berbahaya dari pada hemangiomanya sendiri bila tidak diobati.
2. Pembedahan
a. Eksisi hemangioma
Bukan cara yang ideal karena kesukaran teknis, perdarahan banyak, tidak dapat mengambil secara tuntas tanpa merusak organ setempat, untuk hemangioma kecil kurang dari 1 cm, di daerah nasolabialis eksisi akan memberi hasil baik.
b. Ligasi arteri proksimal : kurang memuaskan
c. Ligasi ”a-v shunt”
d. Elektro koagulasi : untuk ”spider angioma”
e. ”Sclerozing agent”
Dipakai 5% sod. Morhuate. Dipergunakan hanya di daerah skalp, lidah, mucosa, dimana sikatriks yang timbul tidak akan menyusahkan kelak.
f. Kortikosteroid : dosis pemberian per oral 20-30 mg/hari selama 2-3 minggu, dan pelan-pelan diturunkan sampai 3 bulan.
Kortikosteroid, menambah sensitifnya pembuluh darah terhadap vaso constricting agent.
3. Menunggu :
Tindakan ini dilakukan atas dasar pertimbangan, bahwa hemangioma ini akan mengalami involusi spontan. Hemangioma ini sudah ada sejak lahir atau timbul sementara sesudah lahir. Kemudian membesar dengan cepat sampai umur 6-9 bulan. Selama 1 tahun berikutnya ia tumbuh pelan sampai maksimum besarnya pada lebih kurang umur 1 tahun. Kemudian mulai terjadi involusi spontan. Perjalanan involusi ini berjalan bertahun-tahun, sampai umur 7 tahun.

Pengobatan Golongan II :
“Salmon patch” dan “Port wine statis”, tidak mengadakan regresi spontan. Tindakan eksisi kemudian defek ditutup dengan skin graft atau dengan flap memberikan hasil lebih jelek dari sebelum operasi. Penanganan yang memberi hasil memuaskan dengan sinar Laser Argon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar